Selasa, 24 Januari 2012

pengen jadi pejantan tangguh .....


Setiap lelaki akan merasa bangga jika mempunyai penis yang besar dan panjang. Karena pada saat berhubungan seks, jika penis tidak bisa tegak dan membesar (ereksi), maka bisa membuat pasangan akan merasa kecewa dan tidak puas. Walau ukuran penis tak menjadi satu-satunya tolok ukur bagi kaum adam untuk membuktikan 'kejantanan' mereka, namun tak ada salahnya jika kaum pria mulai peduli dan melakukan beberapa usaha untuk meningkatkan 'performa' dari organ reproduksi mereka tersebut.
Adapun tanda-tanda dari ereksi yang normal, penuh dan keras adalah sebagai berikut :
1. Bila penis dipegang atau dipencet akan terasa keras.
2. Penis tidak bisa ditekuk karena kaku sehingga sering disebut kayu.
3. Bila digoyang, penis akan bergoyang dan bergetar lalu kembali pada posisi semula.
Seberapa keras ereksi tersebut jarang diperhatikan. Tetapi kadang ereksi menjadi terganggu karena kondisi tubuh yang kurang fit, maka ukuran ereksi dan tingkat 'kekerasannya' akan menjadi sangat penting artinya.
Beberapa resep tradisional di bawah ini mungkin bisa bermanfaat untuk meningkatkan 'performa' penis (zakar) :
~ Menguatkan Penis
Ambil daun jarak dan daun jeruk nipis, kemudian tumbuk hingga halus. Setelah itu di-borehkan ke penis selama 1/2 jam. Lakukan setiap hari saat bangun dari tidur.
Jika anda melakukan resep ini secara teratur selama satu bulan, maka membuat penis Anda akan lebih tegak, kokoh dan kuat.
~ Mengeraskan Penis
Sebelum berhubungan seks, oleskan minyak bulus pada batang penis sambil diurut-urut pada batang penis. Sesudah dioleskan biarkan beberapa saat supaya minyak bulus tersebut meresap dan melancarkan sirkulasi darah batang penis. Sesudah itu dibersihkan dengan air hangat.
~ Memperbesar Penis
Bahan-bahan :
1 Sendok makan adas pulosari
2 ekor lindung atau belut liar (bukan yang diternakkan)
4 - 5 pucuk benalu cemara (banyak terdapatdisisi batang cemara).
Cara mengolah :
Belut dipotong antara tubuh dan kepalanya dan diambil kepalanya saja. Panggang kedua kepala belut tersebut di atas api hingga hangus dan menjadi arang. Lalu digerus sampai menjadi bubuk yang halus. Adas pulosari dan pucuk benalu cemara ditumbuk jadi satu, kemudian disaring dan ambil sarinya saja, kurang lebih seperempat cangkir.
Campurkan bahan tersebut dengan bubuk kepala belut sebanyak setengah sendok teh. Sisa bubuk kepala belut yang lain dapat dipergunakan untuk hari berikutnya. Selanjutnya aduk sampai rata, lalu campurkan ludah basi (ludah yang diambil habis bangun tidur pagi hari) aduk yang rata, gunakan bahan ramuan ini untuk mengurut penis.
Caranya mengurutnya dari atas (pucuk) penis, arah mengurut menurun. Lama pengurutan kurang lebih 10 menit, bahan ramuan di atas untuk sekali pakai. Esok paginya buat ramuan baru. Lakukan cara ini sampai satu bulan penuh, biasanya hasilnya sudah nampak dan memuaskan, penis akan membesar dan kuat.
~ Memperkuat Daya Seksual
Bahan-bahan :
2 buah jeruk purut
25 butir merica hitam
Garam seujung kuku
Cara membuatnya:
Jeruk diperas dan diambil airnya. Lada atau merica hitam ditumbuk sampai halus. Ketiga bahan (jeruk, merica, garam) dicampur dan aduk sampai rata. Kemudian minum sampai habis dengan ampasnya sekalian.
Aturan minum:
Diminum setiap hari pagi siang dan malam selama 1 bulan maka kejantanan anda akan pulih kembali. Jika sudah sembuh anda cukup minum satu kali setiap minggu. Maka kejantanan anda akan senantiasa terjaga.
~ Untuk Menyembuhkan Impotensi
Bahan-bahan :
500 gram buah pare, 250 gram kerang hijau yang sudah di kupas, 100 gram cabai hijau, 100 gram cabai merah, 150 gram tomat, 6 buah bawang merah, 3 siung bawang putih, 3 iris jahe, 3 iris kunyit, 3 iris lengkuas, 2 lembar daun salam, 1 batang serai, garam dan gula pasir secukupnya, minyak goreng secukupnya.
Cara mengolah :
Setelah dicuci bersih, buang biji buah pare kemudian dipotong atau diiris kasar-kasar. Iris cabai merah, cabai hijau dalam bentuk menyerong. Tomat di iris kasar. Tumislah semua bumbu sampai setengah layu, masukkan tomat, pare, kerang hijau, besi garam dan gula pasir secukupnya. Aduk sampai merata hingga setengah matang lalu angkat dan siap untuk disantap.
Resep-resep tersebut di atas diolah secara tradisional dari bahan-bahan alami yang hampir tak memiliki efek samping. Nah, selamat mencoba

Sabtu, 14 Januari 2012

FREKUENSI OTAK

Pemrograman bawah sadar otak lebih sukses bila Anda berada dalam suasana dan kondisi yang tepat. Yaitu saat otak berada dalam gelombang yang tepat.
Memahami frekuensi atau gelombang Otak dalam dunia medis diperiksa, dimonitor dengan mempergunakan peralatan, yang disebut EEG atau electroencephalogram dan juga Brain Mapping. Perbedaannya adalah bahwa Brain Mapping hanya memeriksa secara fisik gangguan, kerusakan atau kecacatan otak (pusat syaraf) tersebut, misalkan tumor (kanker) otak, pecahnya pembulu darah otak (struck), benturan pada kepala dan seterusnya.
Sedangkan EEG (electroencephalogram) , yang diperiksa, dimonitor dan direkam adalah gearan, frekwensi, sinyal atau GELOMBANG otaknya, yang kemudian di-“klasifikasi” kan kedalam beberapa kondisi kesadaran, bawah sadar, keadaan tidur atau mimpi dan seterusnya
Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa (impuls) perdetik dengan satuan hz (khz atau Mhz). Berdasarkan riset, getaran/frekwensi otak berbeda untuk setiap fase (sadar, tidur ringan, tidur lelap/nyenyak, panik, konsentrasi tinggi dan seterusnya), sehingga pakar dalam bidang kejiwaan/psikiater (neurophysiologic) dan ahli syaraf membuat suatu sebagai berikut :
Getaran/Frekwensi :
1. •Gamma 16 Hz ~ 100 Hz
2. • Beta > 12 Hz
3. • SMR (SensoriMotor Rhythm) 12 Hz ~ 16 Hz
4. • Alpha ( Berger ‘s wave) 8 Hz ~ 12 Hz
5. • Theta 4 Hz ~ 8 Hz
6. • Delta 0.5 Hz ~ 4 Hz
Keseluruhan frekwensi tersebut bergabung secara acak (berinterferensi), namun dengan EEG, frekwensi gelombang ini dapat dianalisa dan diuraikan satu persatu dengan catatan bahwa pada saat diukur, frekwensi mana yang paling dominan, serta memiliki amplitudo tertinggi, itulah yang dianggap dan berada pada fase tersebut, apakah fase Beta, Alpha, Theta atau Delta dan seterusnya. Amplitudonya diukur dan berkisar antara 1 ~ 50 uVolt (microVolt), sedangkan arus listriknya tidak diperhitungkan.
GAMMA wave ( 16 hz ~ 100 hz )
Adalah frekuensi otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami “aktifitas mental yang sangat tinggi”, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, “nerveus”, kondisi ini dalam kesadaran penuh.
Gamma wave – EEG scan
Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey. D. Thompson. D.C.B.F.A (Center for acoustic research) di atas gamma sebenarnya masih ada lagi yaitu gelombang Hypergamma (tepat 100 Hz) dan gelombang Lambda (tepat 200 Hz).
BETA wave ( diatas 12 hz atau dari 12 hz s/d 19 hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sadar penuh dan normal aktif, konsentrasi penuh dan dapat dibagi pula menjadi 3 kelompok, yaitu highbeta ( 19 Hz + ) yang overlap/transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta ( 15 hz ~ 18 hz ), juga overlap/transisi dengan getaran gamma, selanjutnya lowbeta (12 hz ~ 15 hz).
Beta wave – EEG scan
SMR wave atau SensoriMotor Rhytm ( 12 hz ~ 16 hz )
SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran lowbeta, namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam akhir2 ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy , ADHD ( Attention Deficit and Hyperactivity Disorder juga disebut ADD-Attention Deficit Disorder) dan autism tidak memiliki dan tidak mampu ber-“konsentrasi penuh” atau “fokus” pada suatu hal yang dianggap penting, dengan perkataan lain otak (pusat syaraf) sedikit bahkan tidak sama sekali menghasilkan getaran SMR . Sehingga setiap pengobatan, baik jiwa maupun fisiknya, ditujukan agar merespon getaran SMR tersebut, biasanya diaktifkan dengan biofeedback/neurofeedback .
SMR / SensoriMotor Rhytm – EEG scan
ALPHA wave ( 8 hz ~ 12 hz )
Adalah gelombang pusat syaraf (otak) yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “releksasi” atau mulai istirahat dengan tanda2 mata mulai menutup atau mulai mengantuk, atau suatu fase dari keadaan sadar menjadi tak sadar (atau bawah sadar), namun tetap sadar (walaupun kelopak mata tertutup). Pada tahap awal MEDITASI (meditasi ringan) juga memasuki fase gelombang alpha. Inilah saat yang tepat untuk melakukan pemrograman otak (baca bab selanjutnya tentang Bentuk-Bentuk Pemrograman).
Alpha wave – EEG scan
Frekwensi alpha 8 ~ 12 hz, merupakan frekwensi pengendali, penghubung dan melakukan aktifitas yang berpusat di sel-sel thalamic otak. Frekwensi alpha, 8 hz merupakan fase dan pintu masuk (gate-away) dari keadaan sadar menjadi tak sadar (bawah sadar) dan pintu masuk ke fase gelombang Theta (4 hz ~ 8 hz ). Biasanya kondisi di tingkatan ini tidak berlangsung lama dibanding dengan tingkatan lainnya ( gamma, beta, theta dan delta wave), namun merupakan bagian penting terutama bagi penderita ADHD , pada saat melakukan latihan-latihan dan pengobatan neurotherapy atau neurofeedback.
THETA wave ( 4 hz ~ 8 hz )
Adalah getaran otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami keadaan tidak sadar atau tidur sangat mengantuk. Nafas melambat, dalam dan panjang, dibandingkan biasanya. Jika dalam keadaan sadar (tidak tidur), kondisi ini masuk ke fase atau dibawah pengaruh hipnosis, MEDITASI DALAM, atau sedang menjalani ritual2 agama, atau mengalirnya tenaga psikologi (Prana/Yoga, Reiki, Chi, Chi Kung).
Dalam kondisi yang sadar (tidak tidur dan tidak dibawah pengaruh hipnotis, kesurupan atau epilepsi), seorang anak yang normal ( < 12 th) masih dapat memiliki getaran frekwensi theta, akan hilang sedikit demi sedikit setelah menjelang dewasa (kecuali pada saat menjelang tidur)
Theta wave – EEG scan
Seorang anak (terutama bayi dan balita), rata-rata tidur lebih dari 12 jam setiap harinya, sehingga pada pusat syarafnya (otak) lebih banyak masuk dalam fase gelombang theta dan gelombang delta daripada gelombang beta dan alpha, sehingga dalam kehidupan nyata sehari-harinya, lebih banyak cara berpikir yang dianggap tidak masuk akal (berkhayal seperti bermimpi walaupun dalam kondisi sadar) dan sedikit demi sedikit akan berubah setelah menjelang remaja/dewasa. Anak INDIGO ( anak super cerdas dan memiliki indra ke-enam / ESP /Extra sensory perception), juga termasuk yang mudah memasuki fase gelombang theta yang cukup lama dan dapat permanen.
Oleh sebagian peneliti, di dalam otak ada bagian yang disebut GOD SPOT. Bagian inilah yang bereaksi ketika kita beromunikasi dengan Tuhan. Komunikasi ini, konon terjadi apabila sebagai manusia biasa dapat memasuki fase gelombang theta (batas alpha – theta), misalnya pada saat kita berdoa, meditasi, melakukan ritual agama sadar atau tidak sadar. Apabila getaran otaknya diukur dengan EEG, maka dapat dipastikan bahwa pada saat itu sedang masuk difase gelombang theta (batas alpha-theta).
Sedangkan dalam kondisi tidur normal, seseorang akan memasuki fase gelombang theta, walaupun hanya sebentar terutama secara periodik akan berpindah/bergeser ke-gelombang delta dan kembali ke theta berkali-kali diikuti getaran pelopak mata yang dikenal dengan REM ( rapid eyes movement ) dan Non REM atau NREM ( non rapid eyes movement ) selama tidur normal 7 ~ 8 jam perhari (lihat grafik dibawah), pada stage 1 dan 2 .
Schumann Resonance ( 7.83 Hz)
Schumann Resonance adalah getaran otak pada frekwensi 7.83 Hz dan masuk dalam kelompok gelombang theta. Kondisi mental seseorang dalam gelombang otak ini adalah ESP-extra sensory perception, hipnotis, telepati serta aktifitas mental lainnya. Sedangkan Schumann resonance serta frekwensi diatasnya masuk kelompok frekwensi ELF (extremely low frequency pada bandwith 3 ~ 30 hz dan frekwensi infrasonic.
DELTA wave ( 0.5 hz ~ 4 hz )
Adalah getaran otak yang memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, biasanya < 3 hz, yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami “ keadaan tidur sangat lelap” atau anak dibawah usia 13 th ketika dalam keadaan sadar penuh. Dalam keadaan normal, seorang dewasa yang sedang tidur pada malam hari, pada stage 3 dan 4 , NREM bukan pada stage 1 dan 2.
Delta wave – EEG scan
Orang yang menderita atau gangguan otak (fisik, benturan otak, pendarahan otak dan koma), maka fase getaran yang terjadi akan didominasi oleh gelombang delta.
Penemuan baru dibidang frekwensi dan gelombang otak manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson, D.C., B.F.A . ,dari Neuroacoustic research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah delta, atau dibawah 0.5 hz, yaitu frekwensi EPSILON, yang juga sangat mempengaruhi aktifitas mental seseorang seperti pada gelombang theta diatas.